Strategi Pertama – Menghilangkan hijab(penutup)

Perubahan zaman dan budaya manusia menyebabkan pakaian lebih berfesyen dan semakin banyak baju yang merendahkan aurat. Pada tahap ini syaitan berbisi...
k kepada wanita dengan berkata bahawa pakaian hanyalah sekadar hiasan dan tiada berpengaruh dengan agama. Justeru itu, tidak mengapa sekiranya memakai pakaian yang membuka aurat. Namun, teknik ini tidak semestinya berkesan terutama kepada wanita yang berpendirian dan percaya bahwa memakai pakaian syar’i ialah satu ibadah dan bukan sekadar berfesyen. Jika hasutan ini gagal, syaitan akan beralih kepada strategi yang lebih licik seperti di bawah.

Strategi Kedua – Membuka bahagian tangan

Aurat wanita meliputi seluruhnya kecuali muka dan tapak tangan. Seharusnya menjadi kebiasaan tapak tangan tidak ditutup. Jadi, syaitan mengambil kesempatan ini untuk menghasut wanita dengan berkata {tak mengapa jika memakai baju lengan pendek….kamu masih pakai tudung..}. Di pasaran pula banyak pakaian berlengan pendek terutamanya fesyen baru. Wanita yang terpedaya pun memakai baju lengan pendek dan ternyata ia kelihatan biasa pada pandangannya maupun pandangan seorang lelaki, lalu syaitan berbisik lagi {tidak mengapa kan..?}

Strategi Ketiga – Membuka leher dan dada

Setelah menjadi kebiasaan merendahkan sebagian lengan, datang lagi syaitan dan berbisik {tak mengapa kan membuka lengan…sekarang ada fesyen baru yang merendahkan bagian dada..baju ini terbuka sedikit saja agar kamu tidak terasa panas…orang pasti berkata biasa saja…} Wanita itupun memakailah baju tersebut, daripada merendahkan sedikit, sehingga yang nampak lagi bahagian dadanya.

Strategi Keempat – Berpakaian tetapi bertelanjang

Tidak cukup dengan itu, syaitan membawa lagi idea baru. Kali ini syaitan berbisik {baju kamu itu dah biasa …dah ramai orang yg pakai…sekarang ini ada fesyen baru lagi…baju ini tipis dan ketat saja..boleh kamu tunjukkan bentuk badan kamu yang cantik itu..tidak apa-apa, sebab potongan baju ini masih panjang…} Maka wanita ini pun memakai baju berfesyen sebegitu sehingga menjadi kebiasaan malah baju yang dipakai semakin ketat dan jarang. Jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang)

Strategi Kelima – Membuka sedikit

Setelah memakai pakaian ketat dan jarang, datang lagi syaitan dan berbisik {susah la kalau kamu pakaian ketat semacam ini…bergerak pun terasa terbatasi…apa kamu cuba kain yang telah dibelah sampai ke lutut…nanti lebih senang kamu untuk duduk..tidak mengapa kamu rendahkan sedikit saja yang penting kamu selesa…} Maka dipakailah pakaian wanita yang terbelah. Ternyata ia memberi keluasan dan memudahkan dlm bergerak

Strategi Keenam – Membuka telapak kaki dan tumit

Syaitan berbisik lagi {sudah tak sesuai lagi kamu berpakaian ini…kain ini masih bagus walaupun dibelah hingga lutut…kamu potong aja lagi hingga diatas tumit…kamu pendekan kain ini sehingga atas tumit akan memudahkan km berjalan..} Wanita terus mengikuti godaan syaitan ini dan memakai kain singkat serta ditambah pula dengan kasut tumit tinggi.

Strategi Ketujuh – Membuka separuh betis

Sekarang, wanita ini sudah biasa memakai kain singkat dan ternyata masih kelihatan biasa pada pandangan orang. Syaitan berbisik lagi {fesyen kamu ni masih biasa saja…orang macam tak kisahkan…apa kata kamu cuba fesyen lain yang lebih menonjol..di pasaran banyak kain skirt..tak perlu beli yang sangat pendek …yang separuh betis saja..} Sekarang ni syaitan sudah menjadi seperti penasihat peribadinya. Maka dituruti hasutan tersebut. Pada tahap ini tudung sudah tidak dipakai.

Strategi Kelapan – Membuka seluruh betis

Wanita ada terfikir { Betulkah tindakan aku ni? Apakah tidak berselisih dengan wanita zaman nabi dulu ? } Syaitan pula menggunakan muslihat dengan mengaitkan zaman dahulu dengan sekarang. Syaitan berkata {AH!! tidak…sekarang zaman dah berubah..dulu lelaki tak suka kalau perempuan menampakkan auratnya, tetapi lelaki sekarang banyak yang suka… yang seksi-seksi terutama, mesti tidak terlalu seksi tp terbuka sedikit…di pasaran banyak pakaian zaman sekarang yang menampakkan seluruh betis….kalau kamu tidak ikut kamu akan ketinggalan zaman..} Maka pakailah wanita tersebut pakaian yang menampakkan seluruh betis.

Strategi Kesembilan – Serba mini

Setelah pakaian menampakkan seluruh betis menjadi kebiasaan, datang lagi syaitan menghasut {pakaian kamu perlu ada variasi. Jangan pakai yang seperti itu saja..kamu perlu pakai skirt mini…kamu akan nampak lebih seksi dan menawan..} Maka pakailah wanita ini skirt mini malahan bukan skirt saja yang mini, bajunya, skirtnya, semuanya dah menjadi kecil dan seksi. Bajunya juga sudah bervariasi seperti berlengan pendek, merendahkan sebagian dada dan sebagian pehanya. Ada yang dikhaskan untuk berpesta, bersosial, pakaian kerja, pakaian rasmi, pakaian malam dan sebagainya.

Strategi Kesepuluh – Hampir semua terbuka

Muncul pula keinginan untuk mandi di kolam renang terbuka dan pantai. Syaitan berbisik {pakailah kamu bikini..semua di sana pakai baju itu…kamu tak perlu malu .. Wanita ini pun tanpa segan lagi memakai bikini yang hanya menutup sebagian dada dan pahanya. Dia pun bersuka ria terutama apabila semua lelaki memandangnya. Pada tahap ini auratnya sudah tidak diendahkan lagi.

Anak Zaman Sekarang :

Pacar sakit khawatir, kalau ibunya sakit cuek
Pacar belum makan ditanya, ibunya belum makan biasa aja
Pacar marah sedih, ibunya marah balas marah
Butuh pacar setiap waktu, butuh ibu kalau ada maunya

Tapi giliran begini :

Lagi cakit manggil ? Ibu
...
Lagi sedih ke ? Ibu
Dimarahin ayah ngadu ke ? Ibu
Minta apa aja bilang ke ? Ibu
Giliran IBU meninggal baru ? NANGIS

Di Prancis wanita muslimah mati-matian menutupi aurat mereka. Sedangkan, di sini sebagian besar wanita mati-matian mempertontonkan aurat mereka untuk sebuah pengakuan (keren, gaul, modis, dsb) yang belum tentu mereka dipuji dengan itu, berdosa pasti...
 aastagfirullah :o

(◡‿◡✿) Cuma 5 Waktu

shubuh kesiangan
dzuhur kerepotan
asar diperjalanan
maghrib kecapean
isya ketiduran
jangan banyak alasan...


telah kamu tinggalkan
perintah Tuhan kamu lupakan kamu abaikan

cuma 5 waktu
dirikanlah dulu sholatmu
jalankan perintah Tuhanmu
buat nanti akhiratmu..

1. Menjalankan syi’ar Islam.

2. Berniat untuk ibadah.

...
3. Menutup aurat terhadap yang bukan muhrim.

4. Karena saya ingin ta’at kepada Allah yang telah menciptakan saya, menyempurnakan kejadian, memberi rizki, melindungi, dan menolong saya.

5. Karena saya ingin ta’at kepada Rasul-Nya, pembimbing ummat dengan risalah beliau

6. Untuk memperoleh Ridho Allah (InsyaAllah).

7. Merupakan wujud tanda bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada putus.

8. Seluruh ulama sepakat bahwa hukum mengenakan jilbab itu wajib.

9. Agar kaum wanita menutup auratnya.

10. Bukan karena gaya-gayaan.

11. Bukan karena mengikut trend.

12. Bukan karena berlagak sok suci.

13. Lebih baik sok suci dari pada sok zholim ^_^ .

14. Tidak sekadar bermaksud agar berbeda dari yang lain.

15. Meninggikan derajat wanita dari belenggu kehinaan yang hanya menjadi objek nafsu semata.

16. Jilbab cocok untuk semua wanita yang mau menjaga dirinya dari objek nafsu semata.

17. Saya ingin menjadi wanita solihah.

18. Saya tengah berusaha mencapai derajat teqwa.

19. Jilbab adalah pakaian taqwa.

20. Jilbab adalah identitas wanita muslimah.

21. Diawali dengan mengenakan jilbab, saya ingin menapak jalan ke surga.

22. Menjauhkan diri dari azab panasnya api neraka di hari kemudian.

23. Istri-istri Rasulullah berbusana muslimah.

24. Para sahabiah (sahabat Rasulullah yang wanita) juga berbusana muslimah.

25. Mereka merupakan panutan seluruh muslimah, begitu juga saya.

26. Semoga Allah memberikan kepada kita balasan jannah yang sama seperti mereka.

27. Untuk meninggikan izzah Islam.

28. Untuk meninggikan izzah (kemuliaan) diri sebagai wanita (muslimah).

29. Jilbab lebih melindungi diri.

30. Membuat saya lebih merasa aman.

31. Menjaga diri dari gangguan lelaki usil.

32. Menjaga diri dari obyek pandangan lelaki yang hanya ingin ‘cuci mata’.

33. Menjaga diri dari objek syahwat lelaki.

34. Menjaga diri dari mata lelaki yang jelalatan.

35. Menjaga diri dari tangan-tangan usil yang ingin menjamah.

36. Menghin dari zina mata dan zina hati.

37. Merupakan pencegahan dari perbuatan zina itu sendiri.

38. Jilbab dapat menghindari saya dari sikap-sikap yang negatif.

39. Jilbab dapat menghapus keinginan-keinginan yang menyimpang.

40. Membuat saya lebih bersahaja.

41. Membuat saya lebih khusyu’.

42. Mejauhkan saya dari perbuatan dosa (insyaAllah).

43. Membuat saya malu bila berbuat dosa.

44. Mendekatkan saya pada Allah.

45. Mendekatkan saya pada Rasulullah.

46. Mendekatkan saya pada nabi-nabi-Nya.

47. Mendekatkan saya pada sesama muslim.

48. Mendekatkan saya pada ajaran Islam.

49. Membuat saya tetap ingin belajar tentang Islam.

50. Membuat saya selalu merasa haus akan ajaran Islam.

51. Membuat saya tetap ingin menjalankan ajaran Islam.

52. Ajaran Islam berlaku sepanjang masa, tidak ada yang kuno.

53. Berjilbab bukan sesuatu yang kuno.

54. Mengatakan berjilbab itu kuno berarti telah menggugat otoritas Allah.

55. Allah Yang Maha Mengetahui lebih tahu apa yang terbaik bagi ummat-Nya.

56. Berjilbab, berarti menandakan kemajuan penerapan ajaran Islam di masa kini.

57. Merupakan satu barometer telah terbentuknya suatu lingkungan yang Islami.

58. Membedakan diri dari penganut agama lain.

59. Memudahkan dalam pengidentifikasian sesama saudari seiman.

60. Memperkuat tali silaturahmi dan ukuwah sesama muslimah.

61. Menghilangkan keraguan saya bila ingin menyapa saudari muslimah.

62. Memudahkan menanamkan rasa sayang-menyayangi sesama saudara/saudari seiman.

63. Membuat saya lebih terlihat anggun.

64. Membuat saya terlihat menyenangkan.

65. Membuat saya lebih terlihat wanita.

66. Tidak terlihat seperti laki-laki.

67. Membuat saya selalu berada dalam lingkungan yang Islami.

68. Jilbab menjaga saya dari pergaulan yang salah.

69. Memudahkan saya, dengan ijin Allah, mengenal lelaki yang salih.

70. Wanita yang baik (salihah) dengan lelaki yang baik (salih) pula.

71. Mudah-mudahan saya diberi jodoh lelaki yang salih.

72. Jodoh merupakan urusan Allah.

73. Dengan keta’atan pada Allah, Allah akan memberikan kemudahan-Nya.

74. Memudahkan saya dalam beraktifitas..

75. Membuat lebih mudah bergerak.

76. Jilbab menjagaku sehingga tidak terlihat lekuk-lekuk tubuh

77. Sangat repot bila memakai pakaian wanita seperti trend saat ini (yang ketat).

78. Saya tidak suka memakai celana jeans.

79. Celana jeans yang ketat dapat menyebabkan kanker rahim karena suhu di sekitar rahim tidak beraturan.

80. Menghemat waktu dalam berpakaian.

81. Menghemat waktu dalam berhias.

82. Tidak perlu repot-repot selalu berusaha mengikuti trend mode yang berkembang.

83. Menghemat biaya untuk membeli pakaian yang sedang trend.

84. Menghemat biaya untuk membeli make up.

85. Melindungi kulit wajah dari make up yang dapat merusak kulit.

86. Melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.

87. Meminimalkan penyakit kanker kulit.

88. Sengatan matahari dapat mengurangi kelembaban kulit sehingga kulit jadi kering.

89. Meminimalkan munculnya bintik-bintik hitam pada permukaan kulit akibat perubahan pigmen di usia tertenu.

90. Melindungi rambut dari debu-debu yang berterbangan.

91. Debu-debu itu dapat mengotori rambut dan menyebabkan rambut mudah rontok yang berakibat kebotakan.

92. Menuntun saya untuk hidup lebih sederhana.

93. Menghindari hidup yang konsumtif.

94. Membuat diri tidak silau dengan kemegahan dunia dan segala perhiasannya.

95. Membuat saya lebih memikirkan hal lain selain mode dan perhiasan.

96. Menempatkan wanita menjadi subjek dalam proses pembangunan ummat.

97. Lebih mudah dalam menabung.

98. Memiliki kesempatan untuk melakukan ibadah haji.

99. Memiliki kesempatan lebih banyak untuk berinfaq dan sedekah.

100. Itu berarti lebih banyak beramal untuk bekal di hari kemudian.

101. Membuat saya merasa menjadi wanita seutuhnya.

Sumber: buku “101 Alasan Mengapa Saya Pakai Jilbab”

Bissmillahirrahmanirrahiim ............ ^_^

ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Cinta Bukanlah Disalurkan Lewat Pacaran

...



Cinta kepada lain jenis merupakan hal yang fitrah bagi manusia. Karena sebab cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga. Oleh sebab itu, Allah Ta’ala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin. Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui c
ara yang tidak syar`i? Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini. Penyaluran cinta ala mereka biasa disebut dengan pacaran. Berikut adalah beberapa tinjauan syari’at Islam mengenai pacaran.


Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina

Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud pembicaraan.”

Dilihat dari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang.

Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan

Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ

“Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24] : 30 )

Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31)

Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan, ”Ayat ini merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat kecuali pada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri dan mahromnya). Hendaklah mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram. Jika memang mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja, maka hendaklah mereka memalingkan pandangannya dengan segera.”

Ketika menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan,”Firman Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka menundukkannya dari apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain selain suaminya. Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh seorang wanita melihat laki-laki lain (selain suami atau mahromnya, pen) baik dengan syahwat dan tanpa syahwat. … Sebagian ulama lainnya berpendapat tentang bolehnya melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”

Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis?

Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)

Faedah dari menundukkan pandangan, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati dan lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu Katsir –semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini. –Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati dan agama kita selalu terjaga kesuciannya-


Allah Memerintahkan kepada Wanita untuk Menutup Auratnya

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59)

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31).

Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Atho’ bin Abi Robbah bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amr Abdul Mun’im Salim)

Agama Islam Melarang Berduaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)

Jabat Tangan dengan Lawan Jenis Termasuk yang Dilarang

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)

An Nawawi –seorang ulama besar Syafi’iyyah- berkata,
”Makna hadits ini adalah bahwa anak Adam telah ditetapkan bagian untuk berzina. Di antaranya ada yang berbentuk zina secara hakiki yaitu memasukkan kemaluan kepada kemaluan yang haram. Di samping itu juga ada zina yang bentuknya simbolis (majas) yaitu dengan melihat sesuatu yang haram, mendengar hal-hal zina dan yang berkaitan dengan hasilnya; atau pula dengan menyentuh wanita ajnabiyah (wanita yang bukan istri dan bukan mahrom) dengan tangannya atau menciumnya; atau juga berjalan dengan kakinya menuju zina, memandang, menyentuh, atau berbicara yang haram dengan wanita ajnabiyah dan berbagai contoh yang semisal ini; bisa juga dengan membayangkan dalam hati. Semua ini merupakan macam zina yang simbolis (majas). Lalu kemaluan nanti yang akan membenarkan perbuatan-perbuatan tadi atau mengingkarinya.

Hal ini berarti ada zina yang bentuknya hakiki yaitu zina dengan kemaluan dan ada pula yang tidak hakiki dengan tidak memasukkan kemaluan pada kemaluan, atau yang mendekati hal ini. Wallahu a’lam” (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim)

Jika kita melihat pada hadits di atas, menyentuh lawan jenis -yang bukan istri atau mahrom- diistilahkan dengan berzina. Hal ini berarti menyentuh lawan jenis adalah perbuatan yang haram karena berdasarkan kaedah ushul “apabila sesuatu dinamakan dengan sesuatu lain yang haram, maka menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah haram”. (Lihat Taysir Ilmi Ushul Fiqh, Abdullah bin Yusuf Al Juda’i)


Meninjau Fenomena Pacaran

Setelah pemaparan kami di atas, jika kita meninjau fenomena pacaran saat ini pasti ada perbuatan-perbuatan yang dilarang di atas. Kita dapat melihat bahwa bentuk pacaran bisa mendekati zina. Semula diawali dengan pandangan mata terlebih dahulu. Lalu pandangan itu mengendap di hati. Kemudian timbul hasrat untuk jalan berdua. Lalu berani berdua-duan di tempat yang sepi. Setelah itu bersentuhan dengan pasangan. Lalu dilanjutkan dengan ciuman. Akhirnya, sebagai pembuktian cinta dibuktikan dengan berzina. –Naudzu billahi min dzalik-. Lalu pintu mana lagi paling lebar dan paling dekat dengan ruang perzinaan melebihi pintu pacaran?!

Mungkinkah ada pacaran Islami? Sungguh, pacaran yang dilakukan saat ini bahkan yang dilabeli dengan ’pacaran Islami’ tidak mungkin bisa terhindar dari larangan-larangan di atas. Renungkanlah hal ini!


Mustahil Ada Pacaran Islami

Salah seorang dai terkemuka pernah ditanya, ”Ngomong-ngomong, dulu bapak dengan ibu, maksudnya sebelum nikah, apa sempat berpacaran?”

Dengan diplomatis, si dai menjawab,”Pacaran seperti apa dulu? Kami dulu juga berpacaran, tapi berpacaran secara Islami. Lho, gimana caranya? Kami juga sering berjalan-jalan ke tempat rekreasi, tapi tak pernah ngumpet berduaan. Kami juga gak pernah melakukan yang enggak-enggak, ciuman, pelukan, apalagi –wal ‘iyyadzubillah- berzina.

Nuansa berpikir seperti itu, tampaknya bukan hanya milik si dai. Banyak kalangan kaum muslimin yang masih berpandangan, bahwa pacaran itu sah-sah saja, asalkan tetap menjaga diri masing-masing. Ungkapan itu ibarat kalimat, “Mandi boleh, asal jangan basah.” Ungkapan yang hakikatnya tidak berwujud.

Karena berpacaran itu sendiri, dalam makna apapun yang dipahami orang-orang sekarang ini, tidaklah dibenarkan dalam Islam. Kecuali kalau sekedar melakukan nazhor (melihat calon istri sebelum dinikahi, dengan didampingi mahramnya), itu dianggap sebagai pacaran. Atau setidaknya, diistilahkan demikian.

Namun itu sungguh merupakan perancuan istilah. Istilah pacaran sudah kadong dipahami sebagai hubungan lebih intim antara sepasang kekasih, yang diaplikasikan dengan jalan bareng, jalan-jalan, saling berkirim surat, ber SMS ria, dan berbagai hal lain, yang jelas-jelas disisipi oleh banyak hal-hal haram, seperti pandangan haram, bayangan haram, dan banyak hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat. Bila kemudian ada istilah pacaran yang Islami, sama halnya dengan memaksakan adanya istilah, meneggak minuman keras yang Islami. Mungkin, karena minuman keras itu di tenggal di dalam masjid. Atau zina yang Islami, judi yang Islami, dan sejenisnya. Kalaupun ada aktivitas tertentu yang halal, kemudian di labeli nama-nama perbuatan haram tersebut, jelas terlelu dipaksakan, dan sama sekali tidak bermanfaat. (Diambil dari buku Sutra Asmara, Abu Umar Basyir)


Pacaran Mempengaruhi Kecintaan pada Allah


Ibnul Qayyim menjelaskan,
”Kalau orang yang sedang dilanda asmara itu disuruh memilih antara kesukaan pujaannya itu dengan kesukaan Allah, pasti ia akan memilih yang pertama. Ia pun lebih merindukan perjumpaan dengan kekasihnya itu ketimbang pertemuan dengan Allah Yang Maha Kuasa. Lebih dari itu, angan-angannya untuk selalu dekat dengan sang kekasih, lebih dari keinginannya untuk dekat dengan Allah”.


Pacaran Terbaik adalah Setelah Nikah


Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis. Hubungan ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang benar dalam islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan inilah akan dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang cintanya hanya cinta bualan.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ »
“Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)

Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنِ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnul Qayyim berkata, ”Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum diperolehnya.”

Cinta sejati akan ditemui dalam pernikahan yang dilandasi oleh rasa cinta pada-Nya.

Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Allahumma inna nas’aluka ’ilman nafi’a wa rizqon thoyyiban wa ’amalan mutaqobbbalan

--------------------
“Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanah. Wa fil aakhirati hasanah, waqinaa adzabannar”. Ya Allah karuniakanlah Kami kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Amiin…

Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA


Wallahu Ta’ala A’lamu bish showwab
Barakallahu fiikum wa jazakumullah khairan khatsir,,
Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.


WASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

*Untuk di jadikan amalan kita bersama ~
Rasulullah saw bersabda ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang kekal bagi orang yang mengajarnya, meski hanya 1 ayat,dan meskipun kita sudah meninggal dunia...


"Emak kok masih kerja jam segini, sini biar Zainab yang lanjutkan supaya Emak bisa segera Sholat Dzuhur karena ini kan sudah jam 2 lewat,,,tak baik untuk ditunda..."
"Sebentar lagi Nab, tanggung tinggal sedikit lagi...Lagipula kamu kan harus segera kembali ke sekolah untuk mengajar anak - anak kelas 6 Baca Qur'an,,,ayo sana kamu segera siap - siap jangan sampai terlambat..."
"Tapi Emak nanti jangan lupa untuk..."(belum selesai kujawab, Emaknya sudah menyambung)
"Untuk Sholat Dzuhur,,,iya Zainab tak perlulah kamu khawatir,,,Emak pasti akan Sholat Dzuhur..."
"(Dengan tersenyum aku berpamitan sambil mencium tangan Emak untuk berangkat ke sekolah) Ya sudah Emak,,,bila begitu Zainab mohon pamit yaa untuk ke sekolah...Assalamu'alaikum warahmatullah Emak, baik - baik di rumah yaa Emak..."
"Wa'alaikum salam warahmatullah,,,iya kamu juga hati - hati di jalan yaa Nab..."
Sehabis Ashar aku pun kembali ke rumah kira - kira jam 4sore dan kudapati Emak sedang tertidur lelap di kursi karena kelelahan menjahit, tak tega bangunkan Emak jadi kubiarkan saja Emak tidur sampai nanti jam 5sore aku bangunkan. Lebih baik aku ke dapur untuk segera memasak untuk buka puasa nanti malam...
Hmm tak terasa sudah sore jam 5lewat. Astaghfirullah aku lupa bangunkan Emak, tapi sampai aku ke ruang tamu ternyata Emak sudah menjahit kembali dan kuhampiri kutanya perlahan...
"Rupanya Emak sudah bangun,,,maaf Zainab hampir lupa bangunkan Emak,,,tapi Emak sudahkah Sholat Dzuhur dan Ashar tadi???"
"Hmm sudah jam berapa sekarang???"
"Sudah jam 5lewat Emak..."
"Kalau begitu waktunya telah lewat jadi tak perlu kan Emak lakukan keduanya sekarang..."
"Astaghfirullah...Jadi Emak belum melakukan keduanya...Ya Allah Emak mengapa meremehkan sholat,,,tak baik seperti itu Emak...Sebagai seorang Muslim sebagai orang Islam kita wajib menunaikan ibadah sholat fardlu 5waktu,,,tak boleh untuk kita tunda apalagi melewati satu, dua bahkan sama sekali tak menjalankannya,,,karena kelak orang - orang yang tak menjalankan Sholat akan dimasukkan Allah ke dalam neraka Saqor..."
"Sudah cukup Zainab, panas rasanya dengar ceramahmu itu, Emak ini sudah tua jadi Emak lebih tahu, kamu itu baru anak kemarin sore yang belum tahu apa - apa jadi jangan coba - coba nasehati Emak, sok pandai sok tahu..."
"Maafkan Zainab Emak bukan bermaksud ingin sok pandai sok tahu,,,tapi Zainab hanya mengingatkan saja,,,bukankah kebaikan itu selalu tak bosan untuk diulang - ulang Emak???"
"Tapi itu kan kamu Nab,,,kalau Emak lelah banyak pekerjaan jadi tak sempat untuk Sholat,,,Allah pasti mengerti,,,lagipula ini juga demi kamu..."
"Iya Emak makanya Emak berhenti saja jadi tukang jahit supaya tidak mudah lelah dan sempat untuk Sholat,,,kan Zainab sudah bekerja di toko Laptop juga masih ada pekerjaan sampingan,,,apa itu masih belum cukup Emak???"
"Ah sudahlah Zainab,,,Emak lelah mau tidur saja,,,tak ada guna berdebat denganmu..."
***
Semenjak kejadian itu Emak jadi jarang Sholat, dan lama - lama Emak sama sekali tak sholat hingga sekarang Emak tak pernah lagi Sholat. Tiap kali aku ingatkan Emak untuk Sholat selalu saja Emak marah. Maka aku pun punya ide untuk membuat Sajadah untuk Emak, siapa tahu Emak akan mau sholat lagi kalau Sajadahnya baru apalagi dibuat anaknya sendiri...^_^
Hmm tiga hari kemudian akhirnya Sajadah itu selesai aku buat. Sudah saatnya aku menyerahkannya pada Emak. Tapi malangnya belum sampai ku berjumpa berikan sajadah kepada Emak tiba - tiba sebuah truk menabrakku karena ku tak rela sajadah itu terlindas truk tapi malah aku yang tertabrak dan sahabatku Ali juga Aisyah menolongku...
"Aisyah jangan panggilkan ambulan karena waktuku tak banyak lagi...Tolong kalian berikan Sajadah Cinta ini untuk Emak dan Zainab meminta kepada Emak yang terakhir kalinya, Zainab ingin sangat melihat Emak Sholat dengan memakai Sajadah yang aku buat sendiri dengan penuh cinta karena ku berharap kelak kita bisa berkumpul di Jannah-Nya..."
"Kami pasti akan menyampaikannya kepada Emakmu Zainab..."
"Terimakasih banyak kalian mau memenuhi permintaan terakhirku,,,tolong bimbing aku untuk pergi dengan tenang Ali Aisyah... Asyhadu'ala illa haillallah wa Asyhadu 'anna Muhammadarrusulullah..."(Zainab pun akhirnya berpulang ke Rahmatullah, kedua Sahabatnya pun berurai air mata dan segera menyampaikan pesan terakhir Zainab kepada Emaknya... Emaknya hampir pingsan menerima jenazahnya Zainab, apalagi setelah mendengar pesan terakhir Zainab)
"Astaghfirullah hanya untuk menyelamatkan sajadah untuk Emak sampai kau korbankan dirimu hingga ajal menjemputmu Zainab... Kamu tak perlu khawatir Nab,,,Emak akan selalu memakai sajadah cinta ini untuk Sholat,,,maafkan Emak tak pernah mendengarkan kata - katamu dulu...Semoga kamu tenang di sisi-Nya dan semoga diampuni segala dosa - dosamu Zainab oh anakku sayang anakku malang, masih muda tapi mendahului Emak...*(sambil berurai air mata dan berdo'a memohon ampun kepada Allah atas kesalahnnya selama ini yang meninggalkan Sholat)